Dasar – dasar Pengujian Secara Organoleptik
Uji organoleptik didasarkan pada
kegiatan penguji-penguji rasa(panelis) yang pekerjaannya mengamati, menguji,
dan menilai secara organoleptik.
Sensoris berasal dari kata sense
yang berarti timbulnya rasa dan timbulnya rasa selalu dihububungkan dengan
panca indera. Leptis berarti menangkap atau menerima, sehingga perkataan itu
mempunyai pengertian dasar melakukan sesuatu kejadian yang melibatkan
pengumpulan data-data, keterangan-keterangan atau catatan mekanis dengan tubuh
jasmani sebagai penerima.
Sebagai contoh : rasa enak
adalah dari jumlah faktor pengamatan yang masing-masing mempunyai sifat-sifat
tersendiri.
Misalnya :
a.
Tekstur (konsistensi)
adalah pengamatan yang didapat berupa sifat lunak, keras, bersari, liat ,
renyah dan sebagainya.
b.
Rasa (taste) dengan
4dasar sifat rasa, yaitu : manis, asam, asin dan pahit.
c.
Bau (odour) dengan
berbagai sifat seperti : harum, manis, apek dan sebagainya.
Uji
organoleptik adalah pengujian secara subyektif, yakni suatu pengujian
penerimaan selera makanan (acceptance) yang didasarkan atas uji kegemaran
(preference) dan analisa pembedaan (different analysis), sehingga dapat
digolongkan menjadi :
a.
Psikofisik : uji perbedaan
b.
Psikmetrik : 1. Uji kegemaran
2. uji penilaian dengan
angka
3. uji ahli penguji rasa
c. Diskripsi denomena : Uji
profil rasa
Untuk menilai atau menguji
secara organoleptik diperlukan :
a.
Lingkungan susasana
tenang dan bersih
b.
Peralatan yang bebas bau
c.
Bahan contoh yang tepat
d.
Standar bahan contoh
e.
Para panelis yang
terlatih
Faktor-faktor
yang mempengaruhi ketepatan uji organoleptik meliputi :
a.
Penguji
(panelis)
Faktor
panelis sangat penting peranannya, sebab pengujian tersebut tidak dapat
dilakukan oleh satu orang, melainkan harus di uji oleh sejumlah panelis yang
banyaknya tergantung dari tujuan pengujian. Lebih diutamakan penguji yang
memiliki pengalaman dan memiliki kepekaan yang cukup, integritas pribadi yang
tinggi, kemampuan pemusatan ingatan/pikiran yang baik, perasaan intelektual, kesediaan
dan kemauan untuk menggunakan waktu dalam menilai.
b.
Penyajian
contoh (makanan)
Jumlah
bahan contoh (makanan/minuman) yang akan di uji harus secukupnya, hingga cukup
merata dan mencapai semua daerah kepekaan dalam indea tanpa menyebabkan
gangguan atau kelelahan.
Pemberian
kode dapat dilakukan dengan huruf atau angka, dapat juga dengan tanda-tanda
khusus, dengan maksud mengurangi suyektifitas dari penguji.
c.
Pengalaman
makan (memakan makanan)
Pengalaman
makan yang melibatkan rasa atau kesadaran akan nilai-nilai rasa (flavor)
berbeda-beda dari waktu ke waktu, menurut faktor-faktor penerimaan
individu/panelis (receptive), yaitu :
1.
Golongan panelis : umur,
jenis pendidikan.
2.
Lingkungan, tempat,
suasana, keadaan sosial masyarakat.
3.
Faktor waktu
d.
Teknik
pengujian
Teknik
pengujian organolpetik melalui indera pencium dan rasa. Pada teknik pengujian
ini lebih dulu dilakukan pencium dengan hati-hati menggunakan hidung, kemudian
dilakukan dengang pengujian rasa. Dalam merasakan makanan harus dilakukan
lambat atau memerlukan waktu relatif lama dan waktu tersebut tergantung dari
macam bahan contoh. Sifat-sifat bahan yang akan dinilai harus jelas, idak di
perbolehkan apabila contoh sangat meragukan.
e.
Metoda
pengujian organolpetik
Beberapa
macam pengujian organolpetik adalah :
1.
Uji oleh ahli penguji
rasa dengan cara penggolongan.
2.
Uji dengan angka
(acceptability/preference) yaitu derajat perbedaan dengan cara penggolongan.
3.
Uji perbedaan (uji
perandingan).
4.
Uji berurutan (preerence
relative).
5.
Uji profil rasa
(diskriptif).
Dari metoda-metoda di atas, untuk membedakan rasa
tidak ada metoda yang memberikan kepuasan sepenuhnya. Pengujian dengan nilai
ururtan yang disukai merupakan cara yang baik untuk menentukan
kegemaran/kesenangan, tetapi tidak memberikan evaluasi tingkat yang permanen.
Uji perbedaan memperlihatkan adanya perbedaan, tetapi
juga tidak di dapatkan evaluasi tingkat mutu, kecuali jika perbedaan dari
bahan-bahan contoh itu dinilai.
Pengujian dengan angka adalah bersifat komparatif dan
tidak mutlak. Teknik penilaian dengan angka berguna dalam industri-industri,
terutama untuk menentukan tingkatan mutu dalam perdagangan sebagai hasil
pengolahan atau produk hasil pertanian.
Prinsip pegujian secara organoleptik
1.
Analisa organoleptik
adalah salah satu sarana dalam pengawasan dan pengendalian mutu suatu hasil
pertanian atau hasil olahannya dan pengembangan produk-produk baru.
2.
Hasil penilaian dari
panelis sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat psikologis dan fisiologis dari
masing-masing anggota panelis.
3.
Uji perbedaan dengan pengenceran
(threshold) merupakan konsentrasi senyawa terendah yang masih dapat dirasakan
oleh indera perasa dipengaruhi oleh faktor tempat, keadaan dan pengalaman.
Beberapa macam metoda pengujian dengan metoda Uji
Perbedaan, yaitu :
1.
Uji
pasang tiga (triangle test), digunakan untuk
menguji tiga contoh dan mencari dua dari contoh tersebut yang mempunyai
kesamaan atau mencari salah satu contoh yang berbeda.
2.
Uji
dua-tiga (duo-trio test), digunakan untukmenguji
tiga contoh yang disajikan dan dibedakan jenis contoh yang sama, tetapi dibuat
dengan cara/perlakuan yang berbeda. Atau dari tiga contoh yang disajikan salah
satu diberi kode R (reference) dan yang lain dengan kode lain. Salah satu dari
kode contoh tersebut mempunyai kesamaan dengan kode R dan yang lain berbeda.
3.
Uji
perbandingan berpasangan (paired comparisontest), yaitu
setiap panelis melakuan uji perbedaan di antara contoh yang disajikan
berdasarkan atas standar kontrol, dan dari contoh-contoh tersebut dicari
perbedaan spesifik yang ada di antara contoh tersebut atau dicari mana yang
terbaik dan terjelek dari contoh-conto tersebut.
pengujian ini biasanya
dilakukan untuk membedakan cara atau perlakuan-perlakuan pengelolaan yang biasa
dijalankan oleh idustri-industri atau untuk suatu produk yang baru ditemukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar